Selasa, 11 Oktober 2011

IPPHOS dan karya besar mereka


Berbicara soal IPPHOS (Indonesian Press Photo Service) tidak akan melupakan dua bersaudara Mendur. Alex dan Frans Mendur mungkin luput dari perhatian sebagian besar rakyat Indonesia. Buku sejarah nasional memang tak memasukkan nama Mendur bersaudara dalam daftar pahlawan proklamasi. Bahkan namanya pun tak pernah disebut-sebut oleh para pengajar kita meski karya foto Mendur bersaudara itu mengisi ilustrasi foto dalam buku sejarah nasional.  Namun tanpa jasa mereka, mungkin kita tak bisa melihat dokumentasi momen paling bersejarah bangsa ini, yaitu proklamasi kemerdekaan.  Bagaimana jika Frans Mendur tak berhasil menyembunyikan negatif foto 6 X 6 nya dari tentara Jepang ? Sudah pasti tak ada dokumentasi resmi bahwa bangsa Indonesia sudah memproklamirkan diri sebangai bangsa yang merdeka. Selayaknya kita berterima kasih pada Mendur bersaudara karena jasanya, dunia tahu bahwa bangsa ini sudah merdeka dari penjajahan bangsa lain. Kakak beradik Mendur adalah dua diantara orang-orang republik ini yang 66 tahun lalu ada di Jl. Pegangsaan Timur 56 Cikini, Jakarta. Mereka disana untuk mengabadikan momen penting negeri ini, proklamasi, sebuah peristiwa yang lama dinantikan bangsa setelah berabad-abad dijajah bangsa lain. Perjuangan Alex dan Frans Mendur menyelamatkan negatif foto tak mudah. Mereka harus berhadapan dengan tentara Jepang yang terkenal beringas. Negatif milik Alex berhasil dirampas lalu dihancurkan oleh tentara Jepang. Bersyukurlah kita, Frans berhasil menyelamatkan negatif fotonya yang diambilnya menggunakan kamera Roleicord. 12 foto negatifnya ini dikuburnya di halaman kantor Asia Raja. Frans rupanya sadar betapa pentingnya dokumentasi itu. Kesadarannya itu membuahkan hasil yaitu pada 20 Februari 1946 Harian Merdeka menerbitkan foto karya Frans. Mendur bersaudara menjadi sangat inspiratif bukan hanya karena karya-karya monumentalnya saja, namun juga dedikasi dan integritasnya sebagai fotografer pada masa itu yang patut dihargai. Frans dan Alex berjuang dengan kamera mereka. Mereka tak hanya memotret untuk kepentingan diri sendiri atau golongan. Kakak beradik Mendur menjadikan karya foto untuk kepentingan bangsa. Mereka memotret setiap momen bersejarah di negeri ini dengan kejujuran, keberanian, ketulusan, dan yang lebih penting adalah tanpa pamrih. Frans pernah menitipkan hasil kerjanya kepada pilot-pilot Filipina sehingga foto-foto bersejarah karyanya tersebar di berbagai media di luar negeri. Lalu apa yang didapatkan Mendur bersaudara atas jasa-jasanya? Tidak banyak. Mereka tak meminta juga dari negeri ini sebuah balas jasa besar. Bahkan menurut berbagai sumber, karya-karya monumental itu tak dirawat dan dibiarkan terbengkalai oleh pemerintah. Sudah saatnya bagi kita untuk lebih menghargai karya Mendur bersaudara, dokumentasi bersejarah yang tak mungkin bisa diulang. Ingat ! Mendur bersaudara tak hidup di era digital, negatif mereka sangat ekslusif. Sumber: http://sejarah.kompasiana.com/2011/08/18/mendur-bersaudara-tokoh-yang-terlupakan/
Foto: Gedung IPPHOS di jalan Hayam Wuruk pada masa lalu yang sudah raib, Foto Proklamasi dalam Harian Merdeka tahun 1946, kedua bersaudara Mendur (Alex dan Frans) dan Bung Karno yang sering jadi incaran kameramen IPPHOS.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.