Senin, 30 Juli 2007

BELL&ROSS Classic Collection Pilot Sapphire (SOLD)

Merek Bell&Ross dikenal sebagai pembuat jam-jam proffesional yang handal dan memiliki value tinggi. Salah satu koleksi yang menjadi Hot Item dari B&R adalah seri Classic Proffesional Pilot ini.

Memiliki automatic movement dari ETA cal. 2894-2, 37 jewels dengan 3 sub registers chronograph. Memiliki diameter 41mm dengan ketebalan 14mm dan water resistant sampai 200m. Keunikan dari chronograph ini adalah button chrono-nya yang memiliki screw dan untuk mengaktifkan button ini harus diputar dulu screw-nya agar button bisa ditekan. Menggunakan kaca sapphire dengan anti-glare dan anti gores. Pemindahan tanggal sudah mengadopsi quick-set date.

Dial face berwarna putih dengan menggunakan arabic number berwarna hitam sehingga kesan military sangat terlihat. Bracelet menggunakan rantai tebal dan double clasp. B&R mengeluarkan 2 versi untuk tipe Pilot ini yaitu dengan dial face hitam dan putih dan juga variasi rantai dan tali kulit. Saat ini jam ini masih diproduksi dan bandrol harga untuk retail adalah US$ 4,735

SOLD !

ROLEX Oyster Date Precision (SOLD)

Rolex ini merupakan jenis rolex dengan movement manual yang masuk dalam tipe Precision 6694 Oysterdate. Rolex jenis ini merupakan discontinued model dan diproduksi sekitar tahun 60-an. Melihat kondisinya yang MINT tidak menunjukkan bahwa usia jam ini sudah lebih dari 40 tahun! Dial face sering disebut sebagai Champagne dial karena warnanya serupa dengan minuman Champagne dengan penggunaan index dan jarum berwarna emas.

Power reserve untuk Rolex ini adalah 48 jam, dan agar anda bisa memakainya terus tanpa mati anda mesti memutarnya setiap 2 hari sekali. Rolex ini menggunakan rantai Oyster tebal dan movement manual masih dalam kondisi sangat mulus.

SOLD

Minggu, 29 Juli 2007

TAG Heuer Proffesional Diver 1000m (SOLD)

Ini adalah TAG HEUER terbesar dan paling tebal yang pernah saya temui !
TAG membuat tipe jam proffesional ini pada tahun 90an sebagai generasi awal dari jenis jam proffesional khususnya untuk selam (Diving). Jam ini menggunakan tenaga baterai yang dibungkus dalam casing stainless steel yang tebal dan kokoh. Hal ini sangat diperlukan mengingat jam ini dibuat agar tahan digunakan untuk kedalaman 1000 meter (1 Km) di bawah air!

Bila dilihat sepintas tipe ini serupa dengan Tag Heuer seri 1000 untuk kedalaman 200 m namun this TAG is a monster! Diameter jam sekitar 41mm dengan ketebalan 18mm. Jarak antara kaca kristal dan dial face cukup renggang dan diberi penyangga ring warna silver chrom. Rantai menggunakan tipe Jubille dengan signed TAG Heuer pada folding clasp-nya. Crown (kenop) diletakkan pada posisi angka 4 dengan sistem screw serupa dengan tipe-tipe jam diver-nya Seiko. Kondisi sangat mulus (MINT) dan semua luminescent pada dot dan jarum jam masih berpendar terang dalam kegelapan.

SOLD

SEIKO Chronograph automatic 6138 8020

Ini adalah salah satu jenis Seiko Chrono matic favourite saya! konstruksinya yang mantap dan penampilannya yang maskulin menambah gagah penampilan secara keseluruhan Seiko ini. Seiko ini diproduksi tahun 1973 dengan mengusung automatic movement cal.6138 seri 8020. Movement memiliki 21 jewels dengan 2 sub register chronograph yang diletakkan di posisi angka 12 dan 6.

Dial berwarna hitam dengan angka dalam dial berwarna kuning dan angka penunjuk tachymeter berwarna putih. Dimensi jam ini cukup besar yaitu 41mm dengan panjang termasuk lug-nya adalah 46mm. Jam ini memiliki ketebalan 15mm dengan lebar rantai 19mm.

Seiko 8020 ini dikeluarkan dalam 2 versi yaitu dengan dial hitam dan putih. Keduanya serupa hanya penggunaan warna dial dan tulisan yang berbeda warna. Saya mendapatkan kedua jam ini masih lengkap dengan rantai bawaannya dan dalam kondisi yang mulus.


Private collection

Kamis, 26 Juli 2007

Vintage Watches enthusiats off air!

Akhirnya terjadi juga kegiatan "Off Air" untuk beberapa penggemar jam-jam antik. 4 orang berkumpul di kafe Excelso Plaza Indonesia saat makan siang tanggal 26 Juli 2007. Dari 5 orang yang direncanakan datang, 4 pendekar akhirnya muncul.

Dari kiri ke kanan:
Pak Acil "sesepuh" (karena memang sudah sepuh) penggemar Rolex dan jam-jam unik otentik. Koleksinya sangat beragam dari mulai jam-jam yang mereknya "nggak bunyi" sampai Rolex Red Submarine. Siang itu Pak Acil mengenakan official Military watch (authentic).

Arif (pemilik blog), penggemar berat Seiko automatic chronograph dan beberapa Omega serta beberapa koleksi yang menarik (bisa dilihat di blog ini). Di pergelangan tangannya bertengger Tag Heuer Professional 1000m.

Pak Chrisna, seorang penggila jam vintage terutama yang military look. Koleksinya juga sangat beragam dan unik. Menurut infromasi, koleksinya sudah sampai hitungan beberapa ratus! Siang itu bapak ini mengenakan Omega Seamaster Chronometer cal.562.

Terakhir, Pak Adit (Marga) seorang penggila jam vintage khususnya jam-jam yang memiliki keunikan atau unusual design. Koleksinya beragam dan dari banyak merek dari yang "ecek-ecek" sampai yang kalau kita lihat bisa berucap ck..ck..ck...! Saat itu Pak Adit mengenakan Longines Conquest automatic 50s. Satu orang lagi yang batal hadir karena ada keperluan mendadak adalah Reza, newbie di dunia jam antik namun "ilmu"nya sudah banyak bahkan saya juga belajar dari dia.

Obrolan siang itu sangat menarik karena mengutarakan pandangan masing-masing mengenai vintage watches dan kenapa mereka suka, serta pengalaman-pengalaman menarik selama hunting jam antik. Pertemuan berikut akan dibuat bertema, misal membahas Omega bumper movement atau Seiko chrono-matic atau yang lainnya dan diharapkan yang datang membawa serta koleksinya yang sesuai dengan tema. Pertemuan ini (diharapkan) akan berlangsung lagi dalam waktu dekat, kalau anda tertarik bisa hubungi saya di email yang terdapat di blog ini.

Minggu, 22 Juli 2007

For Sale: CITIZEN Promaster Wingman (SOLD)

This watch is AWESOME!
Akhirnya saya menemukan "pasangan" bagi Citizen Promaster Navihawk saya. CITIZEN Promaster Wingman!

Jam ini saya bilang "less complicated" dari Promaster Navihawk karena beberapa fungsi tidak terdapat pada tipe ini. Hal yang membuat saya suka adalah penggunaan arabic number 12, 3 dan 6 pada dial face-nya, dan apabila di tempat gelap, angka-angka ini akan terlihat terang karena memiliki electro luminescent light. Fumgsi utama tipe Wingman ini adalah penunjuk 30 waktu kota di dunia dengan hanya menekan salah satu tombol, 2 fungsi alarm (Navihawk 3 alarm), dan fungsi chronograph.

Ukuran Wingman ini sama dengan Navihawk dan penampilan slide rule bezelnya pun mirip. Sedangkan untuk bracelet-nya lebih lebar tipe Navihawk.


SOLD

OMEGA Seamaster 1970s (SOLD)

Secara tidak sengaja dalam sebuah pasar yang sama di Kota Malang saya melihat OMEGA Seamaster ini di sebuah kios jam kecil yang sepi. Saat itu saya tertarik karena jam ini dalam kondisi yang sangat mulus dan masih disimpan dalam kotak Omega merah beserta sisa dari rantai yang tidak terpakai.

Sangat sulit untuk bisa mendapatkan jam vintage yang masih lengkap dengan kotak dan rantai cadangan seperti ini. Desain Omega ini simple dan elegan. Menggunakan automatic movement cal.1020, Omega ini memiliki rantai yang menyatu dengan casing jam. Salah satu hal yang saya suka dari cal.1020 adalah jalannya yang sangat halus dan movementnya yang tipis.

SOLD

Sabtu, 14 Juli 2007

Gus Dur, Bung Tomo, Kartosuwiryo

Keterangan gambar : Jenderal Mayor TNI Abdul Kadir

OlehHimawan Soetanto

Saya agak terlambat membaca suratkabar harian Seputar Indonesia (Sindo) edisi 18 Juni 2007 yang memuat kolom Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berjudul “Pelestarian Kenyataan Sejarah”. Saya mencari Sindo edisi itu setelah beberapa orang teman memberitahukan dan menanyakan apa komentar saya atas kolom yang isinya terdapat kenyataan sejarah yang keliru. Di sini saya tidak mengomentari pesan yang ingin disampaikan oleh “Guru Bangsa” dan mantan Presiden RI melalui kolomnya itu tentang perlakuan adil yang harus diberikan bagi semua warga negara dan kepada daerah daerah provinsi. Saya menjunjung harapan beliau untuk membangun sikap saling mempercayai satu sama lain dan mewariskannya bagi anak cucu kita. Saya mendukung pernyataan beliau bahwa “kearifan sejarah” adalah bagian dari pertumbuhan sebuah bangsa, dan kita perlu bicara dengan santai dan terbuka atas jalannya sejarah. Yang ingin saya komentari di sini adalah apa yang beliau percayai sebagai kenyataan sejarah bahwa Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dibentuk oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Presiden Sukarno pada 1947. Gus Dur mengatakan bahwa pembentukan itu digerakkan oleh gairah untuk mempertahankan RI. “Kearifan sejarah” Gus Dur tentang DI/TII ini pernah pula ditulisnya di sebuah koran lain beberapa waktu yang lalu, dan sanggahan terhadapnya juga telah ditulis oleh seorang sejarawan. Bagi saya pribadi, isu ini juga bukan hal baru, karena ketika menjadi Panglima Siliwangi, saya harus meluruskan pernyataan Bung Tomo (tokoh perjuangan RI yang pernah menjadi salah satu anggota pucuk pimpinan TNI) yang meyakini bahwa “proklamasi negara Islam Indonesia Kartosuwiryo” itu bukan bersumber pada suatu ideologi, tetapi hanya karena adanya salah paham dan sengketa senjata antara sesama bangsa. Negara Islam itu, menurut Bung Tomo, hanya merupakan alat berkelahi semata-mata.Dalam Himbauan yang diterbitkan oleh Bung Tomo pada 7 September 1977, yang ditujukan ke Jenderal Panggabean dan Laksamana Sudomo, dan juga dipublikasikan di media massa itu, disebutkan bahwa kedatangan kembali pasukan Siliwangi ke Jawa Barat setelah Clash II merupakan intervensi terhadap mission SM Kartosuwiryo dalam menghadapi Belanda. Mission tersebut, menurut Bung Tomo, diterima SMK langsung dari Jenderal Sudirman untuk melindungi kaum republikein. Bung Tomo mengatakan konflik Siliwangi dan DI/TII itu disebabkan oleh salah paham dan kurangnya komunikasi intensif.Cita-cita NII Sejak SemulaTerhadap kolom Gus Dur di Sindo 18 Juni itu pertama yang harus dikoreksi adalah bahwa Persetujuan Renville (ditandatangani 17 Januari 1948) bukan dilakukan oleh Sutan Syahrir, melainkan oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin. Juga tentang Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo (selanjutnya disingkat SMK) sebagai asisten militer dari Pangsar Sudirman saya ragukan. Ayah saya adalah Mayjen TNI R Muhammad Mangoendiprodjo yang menjabat anggota kabinet Pangsar (1946–1948). Daripadanya saya tidak pernah dengar bahwa tokoh itu duduk di markas besar AP. SMK ketika itu dikenal sebagai anggota parlemen (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan merangkap komisaris Masyumi Jawa Barat. Ia memang penentang keras perundingan Linggajati (25 Maret 1947) dan Renville. Selebihnya, tanggapan saya ini kira-kira akan sama seperti yang saya tujukan kepada Bung Tomo tertanggal 9 November 1977 tersebut. Kalau benar pembentukan DI/TII itu untuk mempertahankan RI seperti kata Gus Dur (atau melindungi kaum republikein seperti kata Bung Tomo), maka jelas SMK membangkang mission yang diembannya itu. Karena dalam kurun waktu antara Renville, Januari 1948 dan kegagalannya, Desember 1948 (Agresi Belanda ke-II), sampai pada KMB dan seterusnya, SMK konsisten dengan cita-cita negara Islamnya. Harap diingat, ketika 7 Agustus 1949 Negara Islam Indonesia (NII) diproklamasikan, sebenarnya pemerintah RI Yogya telah dipulihkan dan Soekarno-Hatta sudah kembali sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Serangkaian konferensi, mulai di Cisayong (10 Februari 1948), Cipeundeuy (2 Maret 1948), Cijoho (1 Mei 1948), SMK yang dijadikan imam umat Islam Indonesia, sudah mengusahakan pembentukan NII, memerintah pengumpulan senjata, membatalkan semua perundingan dengan Belanda, membentuk TII yang berintikan laskar Hizbullah dan Sabilillah. Pada 27 Agustus 1948 diresmikan Kanun Azasi (UUD) yang didalamnya dinyatakan bahwa NII berbentuk “Jumhuriah”. Sehari setelah Belanda melancarkan agresinya yang kedua dan langsung menduduki Yogyakarta (19 Desember 1948), SMK mengumumkan “jihad fisabilillah” terhadap Belanda. Tapi bersamaan dengan itu juga menyatakan pasukan TNI/Siliwangi sebagai pasukan liar yang harus ditumpas.Berlanjut sampai Belasan TahunKonflik antara TNI dan DI/TII bukanlah soal salah paham atau kurang intensifnya komunikasi. Ketika Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat, mereka menemui daerah Priangan sudah menjadi guerrilla invested area DI/TII. Sementara itu, Siliwangi harus membangun wilayah perlawanan (wehrkreise) TNI di tempat yang sama.
Sebagai sesama pejuang, Siliwangi berusaha menjalin kerja sama dengan DI/TII, perselisihan antarkeduanya ditunda sampai urusan dengan Belanda selesai. Kontak-kontak dilakukan oleh utusan divisi. Ada pula oleh utusan brigade atau batalyon.

Namun mendapat jawaban bahwa TNI di Jawa Barat harus di bawah komando TII. Mayor TNI Utarya, yang diutus divisi, dibunuh karena menolak mengakui kedaulatan DI/TII. Utusan lainnya, Lettu Aang Kunaefi, mendengar langsung jawaban SMK bahwa ia “tidak mengenal RI dan TNI, yang dikenal hanya Darul Islam dan tentara Belanda”.Setelah pengakuan kedaulatan dan permasalahan Indonesia dengan Belanda selesai, TNI memerangi DI/TII yang telah dinyatakan sebagai pemberontak operasi keamanan di Jawa Barat. Peperangan ini baru bisa diselesaikan setelah SKM menyerah pada 4 Juni 1962. Selama 13 tahun pemerintah RI dan TNI harus berhadapan dengan DI/TII yang ingin mendirikan NII sebagai pengganti NKRI. Kita ingin tidak terjadi lagi intra-state conflict di Indonesia. Kalau ada perbenturan ideologi atau kepentingan di antara kita, apakah itu antara pusat dan daerah, antargolongan, atau karena ketidakadilan pembagian sumber daya, jangan lagi sampai diselesaikan dengan kekerasan senjata. Siliwangi sejak semula tidak ingin perbenturan kepentingan di antara anak negeri diselesaikan dengan kekerasan. Pendekatan baik-baik dilakukan terhadap DI/TII, termasuk ketika melancarkan operasi militernya, yang mengasihi rakyat, tidak menyakiti musuh yang tertawan, dan menghormati keluarga pihak lawan.
Tapi bagaimana pun kita harus arif dan menyadari, bagaimana mungkin DI/TII dibentuk oleh Panglima Besar Sudirman dan Presiden Sukarno pada 1947 untuk mempertahankan RI dan melindungi kaum republikein. Faktanya, 1947 persetujuan Renville belum terjadi, berarti ketika itu Divisi Siliwangi masih di Jawa Barat. Faktanya, SMK sudah sejak semula ingin mendirikan NII, menggantikan NKRI. Penulis adalah purnawirawan Pati TNI, pernah memimpin kesatuan TNI memerangi DI/TII di Jawa Barat. Kini sedang menyelesaikan program pasca sarjana (S-3) sejarah di UI.