Kamis, 04 Agustus 2011

Peresmian Ramayana Mal Garut "Semerawut"


Garut News ( Kamis, 4/8 ).

Peresmian mulai beroperasionalnya Ramayana Mal Garut,
Kamis, berlangsung semrawut, 
padahal semula akan diresmikan Bupati setempat, 
Aceng H.M Fikri, pada Pukul 10.00 WIB, dengan diwarnai beragam hiburan.

Ribuan calon pengunjung yang berdatangan dari berbagai pelosok kota, 
akhirnya bisa memasuki pusat perbelanjaan tersebut, setelah 
pintu gerbangnya dibuka sekitar Pukul 11.01 WIB, 
tanmpa sepatah kata peresmian apapun.

Bupati maupun pejabat teras lainnya termasuk para Kepala SOPD beserta undangan, 
tidak tampak hadir pada perhelatan yang sebelumnya telah dikemas se “apik” mungkin,
justru nyaris sejak pagi disemarakan aksi demo penolakan, yang dilakukan elemen gabungan.

Antara lain mengakibatkan ribuan calon pengunjung, 
sempat kesal menunggu lama di pelataran pusat perbelanjaan yang belum dibuka, 
sambil terpaksa menyaksikan orasi aksi demo lengkap 
dengan kendaraan serta perangkat pengeras suara, 
beberapa ruas jalan pun mengalami kemacetan.

Sedangkan pasca pintu gerbang dibuka, ribuan calon pengunjung 
langsung menyeruak masuk ke dalam pusat perbelanjaan ini, 
sehingga suasana di dalam menjadi semrawut, menyebabkan sulit 
mengamati beragam komoditi yang diperdagangkan.

Sebagian besar pengunjung lainnya menaiki tangga berjalan,
mereka umumnya hanya berkeinginan melihat langsung suasana 
di dalam pusat pertokoan tersebut, meski terpaksa berdesak-desakan.

Sebelumnya Bupati Aceng H.M Fikri saat meletakan batu pertama 
pembangunan Ramayana pada 26 Januari lalu,
mengaku banyak pejabat Pemkab Garut yang berbelanja ke Bandung, 
padahal mereka mencari uang di Garut mengakibatkan sirkulasi keuangan 
justru beredar di Bandung.


Meski dia bangga dan bahagia mendukung pusat perbelanjaan Ramayana Plaza Garut, 
namun kehadiran pasar modern menjadi kontroversi di tengah hidup dan 
matinya pasar tradisional, katanya ketika meletakan batu pertama 
pembangunan Ramayanan Plaza Garut tersebut, Rabu.


Sehingga diperlukan pemikiran yang obyektif dan rasional, karena pasar tradisional
harus dilindungi dengan mensinergikannya bersama pasar modern,
ungkap Bupati yang juga mengaku bingung merevitalisasi para 
Pedagang Kaki Lima (PKL).


Direktur Jakarta Inti Land (JIL) tbk, Ir Ugi Kurniaji kepada Garut News menyatakan, 
investasi pembangunannya termasuk biaya pembebasan tanah 
mencapai sekitar Rp60 miliar, yang optimis bisa imbas kembali modalnya selama lima tahun.

Dia katakan, pembangunan pusat Perbelanjaan Plaza Garut
merupakan gerai ke-111 dari properti JIL, 
bahkan rencana pembangunannya di Garut telah dibidik sejak sepuluh tahun lalu, 
ungkapnya antara lain.

Ditemui terpisah, General Affair Ramayana, Joko Nugroho, S.Sos 
menyatakan, sarana perbelanjaan itu 
berukuran 16.000 m2 berlantai empat termasuk atap, yang 
dibangun di atas tanah 1,6 hektare.


Bisa tuntas selama tujuh bulan dengan menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja, 
sehingga dapat mulai dioperasionalkan pada Lebaran Idul Fitri 2011
mendatang, ujarnya. ****(John).
Sumber by : Garut News 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.