Senin, 23 Mei 2011

Tak perlu Takut Sanksi Fifa !

Jakarta - Mantan pemain dan juga kapten tim nasional Ferryl Raymond Hattu ikut bersuara tentang kisruh PSSI yang tak kunjung selesai. Menurut dia, kalaupun FIFA menjatuhkan sanksi skorsing pada Indonesia, hal itu tak perlu ditakuti berlebihan.

Ferryl mengaku sangat kecewa dengan Kongres PSSI di Jakarta pada 20 Mei lalu yang dihentikan oleh pimpinan sidang yang juga ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, dan tak menghasilkan apa-apa, termasuk memilih pengurus baru.

Akibatnya, belakangan muncul lagi wacana Indonesia akan dibekukan keanggotaannya oleh FIFA. Kalaupun hal itu terjadi, mantan pemain timnas era 80 dan 90-an itu tidak melihatnya sebagai sesuatu yang buruk, bahkan sebaliknya.

"Itu lebih baik. Sanksi FIFA bukan berarti kiamat. Kalaupun kita kena sanksi 'kan lebih karena kita tidak bisa menggelar kongres dengan baik, bukan lantaran tidak menggelar kompetisi atau vakum dari agenda-agenda FIFA," tuturnya kepada wartawan di Surabaya, Senin (23/5/2011).

"Dan tidak harus (menunggu) sanksi. Kita malahan bisa saja menarik diri dari semua turnamen level internasiol selama 1-2 tahun, lalu melakukan pembenahan di dalam," sambungnya.

Salah satu pemain Indonesia saat meraih medali emas di SEA Games 1991 itu juga mengatakan, kekhawatiran akan turun sanksi dari FIFA juga terlalu dini. Ia menilai masih ada waktu untuk melakukan hal lain, sampai FIFA benar-benar memberi keputusan terakhir.

"Sanksi itu turun 'kan karena bertepatan 31 Juli mendatang ada pemilihan presiden FIFA. Oleh karena itu, masih ada kesempatan dua bulan dengan melobi dan kembali menggelar kongres yang sesuai dengan statuta FIFA," jelasnya.

Khusus mengenai Kongres yang deadlock, Ferryl keputusan Agum sangat berlebihan. Menurutnya, tekanan yang ada pada saat kongres kala itu jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi KSN (Kongres Sepakbola Nasional) yang dianggapnya jauh lebih kisruh.

"Memang tidak gampang menggeser seseorang yang sudah lama berkuasa. Pemerintah harus panggil KN dan memberi fasilitas untuk melakukan komunikasi dengan AFC dan FIFA, serta segera melakukan kongres yang sesuai aturan. Saya yakin tidak akan ada masalah kalau dalam waktu yang ada kita menggelar kembali dan memilih ketua," tandas mantan pemain Niac Mitra, Persebaya dan Petrokimia Putra itu.

Masyarakat, menurutnya, tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dalam kekecewaan melihat konflik kepentingan di PSSI, karena mereka pun sudah lama kecewa sekaligus merindukan prestasi tim nasional yang tak kunjung baik.

"Kita 7 tahun terakhir sulit dapat prestasi yang membanggakan sampai-sampai masyarakat sangat antusias mendukung timnas saat berlaga di AFF. Prestasi timnas bermula dari kekuatan dan muara yang berawal dari kompetisi dan kepengurusan yang baik pula," simpulnya.




( a2s / roz ) 

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.