Minggu, 04 April 2010

Sudah Siapkah Kita bila Kelak Dipanggil-NYA

Khotbah jumat menggema di hari yang mulia itu. Tak seperti biasanya, aku begitu tegang mendengarkannya. Telingaku tergugah saat terlempar kata-kata dari sang khotib yang kurang lebih intinya begini “Sudah siapkah kamu bila suatu saat nanti dipanggil Allah?” begitu dahsyatnya kata-kata itu hingga tak hanya telinga yang tergugah tapi hatipun seakan dibangunkan dengan sentuhan qalbu yang menggetarkan. Kata-kata itu memiliki makna yang sangat dalam, seseorang mati tidak hanya mati,
tapi setelah mati akan ada kehidupan yang sebenarnya. Dan inilah perbedaan siklus kehidupan antara manusia dan hewan. Hewan hidup untuk mati, sedangkan manusia mati untuk hidup.

Dunia hanyalah tempat persinggahan sementara manusia sebelum memasuki kehidupan yang kekal. Dunia sebagai tempat untuk kita menabung kebajikan yang merupakan bekal buat kita setelah mati kelak. Resapilah sejenak untaian kata-kata ringan tapi memiliki makna yang tak ringan tersebut. Jadi, yang ada dalam pikiran kita dalam kehidupan adalah berbuat baik, makin baik, selalu baik dan harus baik. Buang segala pikiran untuk menggantinya dengan perbuatan yang tak baik. Kenapa banyak orang serakah, banyak orang korupsi, tak sedikit penipuan di sana sini,banyak orang iri, kebohongan bertebaran tak karuan.

Apakah mereka tak sadar kalau manusia itu hanyalah setitik air dalam samudra yang luas. Ada Tuhan yang selalu mengawasi kita sepanjang waktu dengan kuasa-NYA yang sangat tak terbatas sepanjang hari, ada 2 malaikat yang selalu mengintai dan mencatat perbuatan baik dan buruk kita. Kenapa kalau kita lagi diawasin oleh sesama manusia saja baru kita bisa agak lebih teratur,, tapi bila tak ada pengawasan lagi dari manusia, tingkah lakupun menjadi tak karuan lagi. Padahal tanpa ada pengwasan dari manusiapun kan kita sudah sepanjang hari dimonitor oleh Tuhan, tapi mengapa pada saat itu kita tidak sadar dan masih saja nikmat duniawi menjadi dewa dalam kehidupan.

Sadarlah wahai manusia, kita tak akan penah tahu kapan kematian itu datang, dan jikapun tahu, kita tak akan bisa menolaknya  meskipun kita berada dalam suatu benteng yang sangat kokoh dengan pengawasan keamanan yang super aman melebihi secret security nya  presiden Barrack Obama saat akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat ini. 

Masa depan yang kekal itu ditentukan oleh diri manusia sendiri, mumpung masih diberi kesempatan untuk menabung kebajikan, lakukanlah dengan niat yang tulus hanya mengharap Ridho-NYA. Mengutip sebaris kata dari orang bijak ; “siapa yang menanam bakal menuai” tanamlah kebajikan dan kamu akan menuai kebajikan pula, dan sebaliknya. Segala bentuk kebaikan walaupun sekecil apapun, pasti akan mendapat balasan, dan keburukan apapun yang kita perbuat walaupun kecil akan mendapat balasannya juga. Bahkan jika kita berbuat baik, misalnya sedekah, kita akan dibalas-NYA dengan 10X lipat. Jadi buat apa kita berbuat buruk ?? hanya semakin menambah dosa dan memberatkan amal buruk kita. Berbuat baik lebih mudah dibandingkan dengan berbuat buruk. Hanya dengan melemparkan senyum kepada sesama hal itu sudah merupakan perbuatan terpuji, karena merupakan sedekah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.