Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alie Usman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imbas dari kisruh PSSI yang juga diwarnai gagalnya kongres 20 Mei kemarin, ternyata tak hanya dirasakan para pemain timnas. Sang Pelatih, Alfred Riedl juga sempat menunda keberangkatannya ke Indonesia lantaran khawatir dengan kondisi sepakbola nasional.
Riedl yang sempat beberapa pekan berlibur di kampung halamannya, Austria, mengaku harus menunda keberangkatannya ke Indonesia untuk beberapa saat ketika mengetahui kisruh PSSI makin memanas. Riedl mengaku, jika bukan lantaran kondisi tersebut, sebetulnya ia ingin segera ke Indonesia on time.
"Senang bertemu dengan Anda stelah beberapa pekan terakhir. Saya senang berangkat dari Austria ke Jakarta dan bertemu anda semua, karena saya kangen Anda. Sebenarnya saya berencana kembali lima pekan lebih awal, tetapi karena situasi tidak memungkinkan jadi saya memutuskan tinggal di Austria," ujar Alfred Riedl.
Namun, kedatangan Riedl ke Indonesia kali ini diakuinya sedikit berbeda. Riedl mengaku kaget saat kebijakan soal sepakbola yang sebelumnya dipegang Badan Tim Nasional (BTN), kemudian dipegang Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Kementerian Pemuda dan Olehraga (Kemenpora).
Apalagi, Satlak Prima juga mengangkat Rahmad Darmawan menjadi pelatih kepala untuk timnas U-23 yang sebelumnya dipegang oleh Alfred Riedl. Hal itu yang kemudian disesalkan oleh Riedl sekembalinya dari Austria.
"Kami membuat banyak perubahan rencana. Dari bulan Februari kami memang sudah memikirkan untuk menambah staf, salah satunya coach Rahmad Darmawan. Lalu pemerintah atau Satlak Prima tiba-tiba memutuskan sesuatu yanng tidak bisa dipahami. Menunjuk Rahmad Darmawan menjadi pelatih kepala timnas U-23," ujar Riedl.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.