LPI akan mengikutsertakan 12 pemainnya di pertandingan persahabatan bertajuk Starbol-Unite for Football Indonesia itu. Mereka adalah Kurniawan Dwi Yulianto (Tangerang Wolves), Andik Vermansyah, Otavio Dutra (Persebaya 1927), Samsul Arif (Persibo Bojonegoro), Bima Sakti, Kim Kurniawan, Irfan Bachdim (Persema Malang), Amaral (Manado United), Aleks Vrteksi (Solo FC), Emmanuel De Porras (Jakarta FC), Juan Manuel Cortez, dan Javier Rocha (Batavia Union).
Dalam pertandingan persahabatan Starbol-Unite for Football Indonesia, para pemain akan dibagi menjadi dua tim. Yaitu Dream Team of Indonesia (Tim Merah) dan International Stars (Tim Putih). Tim Merah berisi para pemain bintang Indonesia dari berbagai generasi dan akan ditangani pelatih Rahmad Darmawan. Sedangkan Tim Putih yang merupakan kumpulan para pemain asing yang bermain di Indonesia dipoles pelatih Jacksen F. Tiago.
"LPI mendukung setiap kegiatan yang berkontribusi positif terhadap perkembangan sepakbola nasional. Starbol-Unite for Football Indonesia merupakan upaya mempersatukan seluruh pemain yang berkompetisi di Indonesia. LPI ingin bergandegan tangan dengan seluruh pemain yang berkompetisi di Indonesia. Dan ini baik sekali untuk sepakbola kita," kata Juru Bicara LPI Abi Hasantoso di Jakarta, Jumat (17/6).
LPI merasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan prestasi sepakbola nasional. Karena itu, LPI akan proaktif terhadap segala kegiatan yang melibatkan seluruh pemain yang muaranya untuk mendongkrak prestasi sepakbola Indonesia.
Hal terpenting yang juga dilakukan LPI untuk kemajuan sepakbola Indonesia adalah bertemu dengan Komite Normalisasi. Seperti diketahui, Komite Normalisasi ditugaskan FIFA untuk menormalkan kondisi sepakbola Indonesia setelah pembekuan pengurus PSSI di bawah Nurdin Halid-Nirwan D. Bakrie-Nugraha Besoes, yang dianggap gagal dalam menjalankan roda organisasi. Salah satu tugas yang diamanatkan FIFA kepada Komite Normalisasi pada 4 April lalu adalah merangkul LPI sebagai bagian dari kompetisi yang mendapatkan afiliasi dari PSSI.
Seperti diketahui, sejak awal LPI sudah melakukan lobi-lobi kepada para petinggi PSSI supaya mendapatkan pengakuan. Selain lobi, LPI pun secara resmi mengirimkan surat tertanggal 22 Desember 2010 yang meminta PSSI untuk memberikan bimbingan, arahan, dan kerjasama dalam menyelenggarakan LPI seperti yang digariskan FIFA dan AFC. Yaitu menjalankan kompetisi liga profesional mandiri menuju sepakbola industri yang tidak menggunakan dana APBD lagi.
“LPI berharap pekan-pekan depan dapat melakukan pertemuan. Jadwal pastinya akan ditentukan Komite Normalisasi. Dalam pertemuan nanti, kami akan mempresentasikan secara detail konsep LPI sehingga jelas semuanya,” ungkap Abi.
Terjalinnya komunikasi dengan Komite Normalisasi menjadi penting menjelang diselenggarakannya Kongres PSSI yang rencananya digelar di Kota Solo pada 9 Juli mendatang. Dari pertemuan LPI-Komite Normalisasi ini diharapkan didapat kesamaan titik pandang bagaimana menyelenggarakan kompetisi liga profesional mandiri. Pertemuan juga akan membahas kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berkaitan dengan hasil Kongres PSSI yang akan mengukuhkan pengurus baru PSSI periode 2011 – 2015.
“Kami yakin pertemuan dengan Komite Normalisasi akan mendapatkan hasil yang baik untuk semua, baik untuk kemajuan sepakbola Indonesia. Karena penyelenggaraan kompetisi liga profesional mandiri sudah menjadi keharusan untuk mengejar ketertinggalan kita selama ini dari negara-negara maju lainnya,” jelas Abi.
Sumber : Tribun News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.