Jakarta - Keputusan Ketua Sidang Agum Gumelar menutup Kongres PSSI sebelum melahirkan hasil nyata menuai kritik. Agum, yang juga ketua Komite Normalisasi (KN), dinilai terlalu cepat menyerah.
Kongres PSSI yang digelar di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Jumat (20/5/2011), resmi ditutup Agum per pukul 20.50 WIB. Artinya kongres itu hanya berjalan sekitar 6 jam saja, setelah resmi dimulai pada pukul 15.00 WIB, atau mundur satu jam dari yang diagendakan.
Keputusan Agum menutup sidang lahir dari penilaiannya bahwa situasi sudah tidak lagi kondusif, terkait banyaknya interupsi dan protes dari peserta kongres. Tindakan Agum itu dinilai terlalu terburu-buru.
"Agum agak di luar kebiasaan dari kongres sebelumnya. Pendek banget, biasa dilepas sampai tengah malam dengan toleransi (waktu pelaksanaan) 12 jam," nilai pengamat sepakbola Budiarto Shambazy saat dihubungidetikSport.
"Harusnya kalau mau nutup jam 12 atau jam 1, jangan jam 9 (malam) sudah nyerah (karena) nggak tahan argumen panjang," kritiknya.
Menurut Budiarto yang juga wartawan senior tersebut, agenda Kongres PSSI mestinya dimaksimalkan sebaik mungkin untuk mendengar aspirasi dari para anggotanya. Apalagi kongres kali ini diikuti oleh para pemilik suara sah.
"Padahal ini kejadian 4 tahun sekali mendengar apsirasi anggota, harusnya (diberi) waktu panjang. (Agum) Kelihatan memperpendek waktu kongres, enggan mendengar, (jadi) bukan pemimpin (sidang) yang baik," lugas Budiarto.
sumber :http://www.detiksport.com/read/2011/05/20/230141/1643701/76/kritik-buat-kepemimpinan-agum-dalam-kongres-pssi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.